Virus dapat masuk ke tubuh melalui celah di antara kulit, seperti pada luka atau bekas sayatan di kulit. Meski bisa ‘menyusup’, tidak semua orang yang terpapar HPV akan mengalami infeksi kulit dan berlanjut menjadi kutil. Ini karena daya tahan tubuh masing-masing orang memiliki respons yang juga berbeda-beda terhadap HPV.
Mereka yang memiliki risiko tinggi mengalami kutil adalah:
- Anak-anak dan dewasa muda
- Orang dengan sistem daya tahan tubuh yang sedang menurun, seperti orang yang sakit berat, mengidap sindrom HIV/AIDS, atau mereka yang pernah menjalani transplantasi organ
- Munculnya tonjolan kecil pada kulit
- Warna tonjolan yang bisa jadi sewarna kulit, putih, pink, atau kecoklatan
- Kasar pada perabaan
- Adanya titik hitam kecil, yang merupakan pembuluh darah kecil yang tersumbat
Beberapa pilihan penanganan kutil yang perlu Anda ketahui:
- Pengobatan peeling yang kuat. Ini merupakan terapi obat dengan sejenis asam salisilat dapat diresepkan dokter. Obat oles ini bekerja dengan cara mengangkat lapisan kutil sedikit demi sedikit. Penelitian menunjukkan bahwa asam salisilat lebih efektif bila dikombinasikan dengan terapi pembekuan.
- Pembekuan (krioterapi). Terapi yang sebaiknya dilakukan oleh ahlinya ini berupa pelekatan nitrogen cair pada kutil. Terapi pembekuan bekerja dengan cara menimbulkan luka pada dan di sekitar kutil. Setelahnya, jaringan kulit yang mati akan terkikis dalam waktu sekitar seminggu.
Pencegahan Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilaukukan untuk mencegah kutil:
- Hindari kontak langsung dengan kutil yang dimiliki orang lain
- Cuci tangan dengan bersih dan teliti secara teratur
- Cuci tangan setelah menyentuh kutil pada bagian tubuh sendiri
- Jaga kulit kaki dan tangan agar tetap bersih dan kering
- Hindari berjalan tanpa alas kaki di tempat umum
- Ganti selalu kaos kaki dengan kaos kaki yang bersih
- Hindari menggaruk atau menyentuh kutil, karena dapat menyebarkan infeksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar